Sembilan tokoh publik, Raditya Dika, Prilly Latuconsina, Soleh Solihun, Titi Kamal, Dinda Kanya Dewi, Bayu Skak, Gading Marten, Surya Saputra, dan Mathias Muchus, mendapat undangan untuk hangout alias kongkow di sebuah villa di pulau terpencil oleh sosok misterius bernama Pak Sumarsono. Tujuannya membicarakan sebuah proyek besar. Masalah muncul pada malam pertama, ketika Mathias Muchus mati diracun di hadapan mereka semua. Perahu baru akan menjemput mereka lima hari lagi. Mereka terjebak di pulau tersebut. Berusaha untuk bertahan hidup, mereka malah mati satu per satu. Ketika tinggal berempat, salah seorang dari mereka, Bayu Skak, berhasil menemukan siapa pembunuhnya, yang ternyata adalah salah satu dari mereka. Belum sempat Bayu memberitahukan ke yang lainnya, dia mati dalam kamarnya.

Seorang lelaki tanpa nama (Iko Uwais)  mengalami amnesia setelah cedera kepala. Dirawat oleh Ailin, mahasiswa magang dokter, ia diberi nama “Ismail” seperti nama tokoh di Moby Dick. Ia berhasil memulihkan ingatannya. Masa lalunya menghantuinya dalam bentuk Lee (Sunny Pang), raja narkotik dan bos sebuah gang yang jangkauannya hingga ke tubuh kepolisian dan sistem pengadilan. Ketika Ailin diculik dan Ismail berusaha membebaskannya, ia harus berhadapan dengan sebarisan petarung jagoan, yang merupakan kawan-kawannya sendiri. Pertarungan demi pertarungan memunculkan fragmen-fragmen masa lalunya bersamaan dengan terkuaknya teka-teki identitasnya.

Mendapat Grand Prix Nouveau Genre Award 2016 pada L'Étrange Festival, Paris bersama film They call me Jeeg Robot karya Gabriele Mainetti.

2016

Unggulan di Festival Film Indonesia, Indonesia

Kategori: Penata Efek Visual Terbaik

Penghargaan: Piala Citra

Penerima: Andi Novianto

Pemenang di Festival Film Indonesia, Indonesia

Kategori: Penata Efek Visual Terbaik

Penghargaan: Piala Citra

Penerima: Andi Novianto

Unggulan di Festival Film Indonesia, Indonesia

Kategori: Penata Suara Terbaik

Penghargaan: Piala Citra

Penerima: Fajar Yuskemal, Aria Prayogi

Pemenang di Festival Film Indonesia, Indonesia

Kategori: Penata Suara Terbaik

Penghargaan: Piala Citra

Penerima: Fajar Yuskemal, Aria Prayogi

Tayang perdana dunia: Midnight Madness, Toronto International Film Festival 2016.

Yogyakarta: Rahman, (Dimas Anggara) yang berwajah tampan namun lugu dan sederhana, sangat berbeda dengan sahabatnya sejak kecil, Aji (Boy Wiliam). Aji playboy dan suka bergonta-ganti pacar. Aji selalu ingin Rahman seperti dirinya. Cara Aji mengubah Rahman justru menjadi awal yang mengubah hidup Rahman. Tanpa disadari malam itu membuat ayah Rahman marah. Semenjak itu Rahman tidak bertemu Aji lagi.

Milan 18 bulan kemudian: Rahman kuliah di kota ini dan bekerja paruh waktu di sebuah toko klontong. Kanya (Amanda Rawles), gadis jawa blasteran yang sejak usia 10 tahun tinggal di Eropa dan harus pulang ke Yogyakarta untuk mendengarkan sebuah wasiat dari ibunya. Ibunya berharap Kanya tidak kembali lagi ke Eropa untuk menjalankan wasiat tersebut. Moza (Mikha Tambayong), teman kuliah Rahman, selalu punya perasaan lebih kepada Rahman, tapi Moza melihat ada sebuah teka teki yang dia tidak tahu jawabannya.

Istanbul: Salsabila (Mawar De Jongh), salah satu murid di pesantren ayah Rahman, yang jatuh cinta kepada Rahman dan menitipkan sebuah surat untuk Rahman melalui Aji. Suatu ketika Rahman menerima telepon dari Aji, Rahman merasakan perubahan sahabatnya itu. Pertemuan Aji dan Rahman tidak seperti dulu lagi. Dan Moza baru tahu siapa Rahman sebenarnya saat itu, dan siapa perempuan yang dicintainya.

Indonesia 1988. Dunia mempersiapkan Olimpiade ke 24 di Seoul. Panahan Indonesia berada di titik kritis. Dibutuhkan pelatih yang bisa menyiapkan tim panahan wanita dalam waktu yang singkat. Satu-satunya yang bisa diandalkan menjadi pelatih adalah Donald Pandiangan (Reza Rahardian). Tapi Donald sendiri sudah lama menghilang. Di tahun 1980 saat hendak mengikuti Olimpiade Moskow, ia batal pergi karena alasan politis. Kini ia hidup jauh dari panahan. Selain pelatih, tim panahan pun harus diisi 3 atlit wanita terbaik. Mereka adalah Nurfitriyana (Bunga Citra Lestari), Lilies (Chelsea Islan) dan Kusuma (Tara Basro).

Olimpiade semakin dekat. 3 Srikandi pun memiliki masalah masing-masing. Pak Udi (Donny Damara), mesti membujuk dan meyakinkan Donald untuk mempersiapkan tim panahan wanita. Pribadi Donald yang keras, militan dan amat disiplin, mesti mampu membentuk Yana, Lilies dan Suma mencapai puncak prestasi mereka. Pergesekan dan perseteruan satu sama lain, kerasnya medan berlatih, dan waktu yang sempit, menempa mereka

Acho, Dana, Lolox adalah pegawai Megapolitan Security yang dipimpin Komandan Indro. Dana jatuh hati pada Angela. Diam-diam Alan, senior security, tidak suka pada Dana karena Alan juga menaruh hati pada Angela. Alan menjatuhkan reputasi Dana didepan Angela. Kelakuan Alan diketahui oleh Indro yang berujung pada dipecatnya Alan dari perusahaan. Setelah dipecat, Alan baru mengetahui kalau Angela adalah anak pak Sam, pemilik Megapolitan Security. Dengan motivasi dendam dan uang, Alan menculik Angela. Indro, Dana, Acho dan Lolox berusaha untuk menyelamatkan Angela.

idak pernah terbayang sebelumnya kalau Mira harus melakukan perjalanan dengan Maudy, maminya. Bukan lantaran Mira benci  Mami, hanya saja hubungan mereka tidak pernah sesederhana hubungan ibu dan anak pada umumnya semenjak Mami dan Papinya bercerai, dan beberapa tahun kemudian Papi meninggal dunia. Tapi, semuanya berubah ketika mereka harus berangkat ke Payakumbuh, Sumatera Barat  untuk memenuhi permintaan terakhir Uci (Nenek dari Papi) yang sakit keras.

Perjalanan yang harusnya bisa selesai dalam satu hari, terpaksa molor hampir 3 hari karena sepanjang jalan mereka selalu berdebat. Ada saja insiden-insiden yang harus mereka hadapi bersama. Dalam perjalanan, mereka juga bertemu dengan backpacker misterius bernama Rio.  Berbagai petualangan ‘seru’ dan ‘menyenangkan’, mau tak mau membuat mereka saling mengetahui isi hati masing-masing. Mereka akhirnya mengetahui bahwa Mother + Daughter = Unbreakable  Bond.

Hidup Abi (Fachri Albar) berantakan karena dikhianati oleh rekan bisnisnya, Reza (Arifin Putra). Sebelumnya Abi, Reza, dan Nicole (Imelda Therinne) memiliki perusahaan bersama yang diberi nama Trimitra. Reza menjalankan perusahaan Trimitra menjadi jauh lebih besar dengan cara mencaplok bisnis yang lebih kecil secara tidak wajar. Reza juga membangun kantor baru yang memiliki tingkat keamanan tinggi. Sementara Abi hampir tidak memiliki apa-apa, kecuali satu hal yang menjadi ciri khasnya: Pemikiran.

Sekeluarnya dari penjara, Abi mengumpulkan korban-korban Reza yang lain yaitu Cokro (Lukman Sardi) ahli mekanika analog; Jo (Richard Kyle) penantang maut; Ferry (Cornelio Sunny) ahli digital; dan Sophie (Melayu Nicole) the action lady untuk menuntut balas. Bekerjasama dengan rekan - rekan barunya, Abi berusaha mengambil kelemahan Reza yaitu sebuah dongle yang menjadi akses ke seluruh rahasia Reza. Dengan dongle itu, mereka bisa membongkar kebusukan Reza, membuatnya ditangkap aparat, dan mengambil alih semua asetnya sebelum rapat para pemegang saham. Namun, tidak ada seorang pun yang tahu letak dan bentuk dongle itu.

Di sisi lain, Reza sudah merasakan Abi dan rekan-rekannya berusaha mencuri dongle miliknya. Ia menyuruh tim keamanan kantornya untuk meningkatkan sistem keamanan. Usaha Abi dan rekan-rekannya selalu mengalami jalan buntu. Mereka tidak menyerah dan terus berusaha hingga akhirnya mendapat petunjuk tentang dongle itu. Mereka melakukan usaha pamungkas, sebuah usaha yang sangat beresiko, yang dapat membahayakan nyawa mereka.